Harta 7 turunan gak habis-habis

 Setiap keluar dari rumah kontrakan ku, aku selalu sedih dengan apa yang aku potret dengan indra penglihatan ku, aku tidak tahu dengan keadaan dunia disekeliling ku yang carut marut ini, ke jomplangan dimana-mana dan lebih sedihnya aku gak bisa melakukan apa2 saat ini

Kolbuku selalu memberi sinyal kepada otak, otak memberi sinyal kepada mata disitulah terjadi air yang membasahi pipi, ini bukan sekedar untuk merefleksikan diri bahwa diri ini lebih beruntung, apakah ini sebuah keimbangan dunia, aku tidak tahu men

Setelah pulang dan masuk kedalam rumah kontrakan aku buka sosmed aku dipertontonkan oleh alogaritma sosmed orang kaya yang hidup sangat berkecukupan dan sangat lebih2, dari rumah yang mewah, kamar mandi yang besarnya serumah kontrakan ku, makanan yang dilapisi emas, tukang masaknya yang didatangkan dari restoran mewah diSingapura. 

Apa ini yang sebenarnya terjadi, setelah aku ambil kesimpulan ternyata hidupku yang butuh dikasihani, dari pada orang-orang yang diluar sana, mereka masih mau keluar rumah untuk mencari sesuap nasi, sedangkan aku cuma dirumah saja dan menulis hal2 gak jelas ini

Curhatan hati yang gak kenaan oleh kejamnya dunia ini, mentalku sangat miskin sampai aku gak berani menunjukkan siapa diriku siapa sebenarnya aku, selalu berlindung didalam sebuah catatan kecil ini, au ahh gak tahu dunia ini mau jadi apa juga aku gak punya kuasa akan semua ini, yang penting saat ini aku masih diberi sehat, masih bisa mencari sesuap nasi dan rokok ku, cita-cita nya si jadi konglomerat tapi gak tahu Tuhan mengijinkan itu atau tidak, yang penting saat ini aku berusaha semaksimal aku, udah ahhh bingung mau nulis apa lagi. Semoga aku jadi konglomerat yang hartanya gak habis-habis sampai tuju turunan , aminnnn

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng dari kesedihan

Budaya yang tidak bisa diubah "keset"

Tuhanku tidak menyandang 'miskin'