akademisi lupa Nenek moyangnya
Hay kau orang berilmu dan berakademisi yang dimana penelitian mu tidak bisa dibantah lagi ketika engkau mendapatkan gelar yang ingin kau capai, kau mengotori penelitian dan gelar mu ketika engkau berkoar- koar diluar bahwa penemuanmu lebih hebat dari pada pendahulumu,
Dimana pendahulumu ketika ingin menyembuhkan orang yang datang ketempat ditanya nama dan dia berdoa untuk kesembuhan pasiennya kau anggap itu sebuah metode yang jadul dan gak pas untuk diterapkan dijaman ini, asal kau tau akademisi, nenek moyang mu untuk mendapatkan ilmu yang kau banggakan sekarang itu harus puasa dahulu dan doa yang kau anggap itu lucu itu adalah sebuah wujuh kerendahan hati seorang nenek moyang mu bahwa yang bisa menyembuhkan itu yang diatas yaitu tuhan.
Jika dirimu bisa menggabungkan metode dulu dan sekarang yang kau banggakan itu akan menjadi perpaduan yang indah , jika metode tekniknya lebih bagus milikmu. Tidak usah menjelekkan nenek moyang mu , setidaknya nenek moyang mu lebih rendah hatinya karena dia berdoa untuk keselamatan dan kesembuhan pasiennya.
Hay akademisi yang terhormat nenek moyang tidak pernah berkoar koar dan tidak butuh label bahwa dirinya bisa menyembuhkan dengan teknik yang dia miliki seperti mu,
Kau boleh bergelar, akademisi ,dan terlabel tapi soal rasa, pasrah dan rendah hati kau tidak akan pernah menandingi nenek moyang mu yang lebih tau dulu soal teknik yang kau kembangkan sekarang .
Komentar
Posting Komentar